Rabu, 19 November 2014

tari sigeh penguten

Pengertian Tari Sigeh Penguten
Tari Sigeh Penguten berasal dari daerah Lampung merupakan salah satu tari pelengkap ritual. Tari ini mempunyai fungsi sebagai tari pembuka, ucapan selamat datang, dan terima kasih dari tuan rumah kepada tamu yang hadir pada acara yang diselenggarakannya. Tari Sigeh Penguten merupakan tari kelompok putri yang penarinya berjumlah ganjil (5,7,9 dan seterusnya). Selain jumlah penari, ada aspek lain yang menjadi ciri utama tari ini yang tidak terdapat pada tari-tari tradisi lainnya yang ada di daerah Lampung yaitu properti tepak. Tepak adalah kotak berwarna keemasan yang dibawa oleh salah seorang penari yang posisinya berada paling depan. Properti ini berisi daun sirih yang akan diberikan pada salah seorang tamu yang dianggap mewakili seluruh tamu yang hadir. Salah satu acara yang sering menampilkan tari Sigeh Penguten adalah resepsi perkawinan.
2.6.1 Sejarah Tari Sigeh Penguten
Tari Sigeh Penguten memiliki berbagai versi mengenai asal-usulnya. Hilman Hadikusuma dalam sebuah buku yang berjudul Masyarakat dan Adat Istiadat Lampung  mengatakan, bahwa tarian ini dipengaruhi oleh tari Gendhing Sriwijaya yang berasal dari Sumatera Selatan. Sumatera Selatan dahulu merupakan tempat berdirinya sebuah kerajaan yaitu Sriwijaya.
Pendapat lain mengatakan, bahwa tari ini diilhami oleh tari yang bernama tari tepak yang berasal dari Mesuji Wiralaga. Mesuji Wiralaga adalah suatu wilayah yang terletak di sebelah utara propinsi Lampung, berbatasan dengan propinsi Sumatera Selatan. Pada saat itu daerah ini dipimpin oleh seorang pesirahyang bernama Pangeran Muhammad Ali. Di wilayah ini terdapat tari penyambutan yang disebut tari Tepak. Tari Tepak ini konon yang menarikan adalah keluarga-keluarga dari Pangeran Muhammad Ali. Penyajian tari ini diselenggarakan pada upacara perkawinan adat, pengangkatan seorang pesirah, dan penyambutan tamu.
Tari Tepak ini kemudian dikenal sebagai tari Sembah (Sigeh Penguten). Sebelum mengalami pembakuan, penyajian tari ini belum begitu menampakan ciri khas daerah Lampung. Pada tahun 1989 diadakan pertemuan seluruh ketua adat yang ada di daerah lampung. Pertemuan yang dilaksanakan di Gedung Wanita di daerah Durian Payung Bandar Lampung ini bertujuan untuk membentuk identitas budaya masyarakat Lampung. Saat itu tari Sigeh Penguten sudah ada, namun baik kostum dan iringannya belum diseragamkan.
Pertemuan tersebut akhirnya mencapai kesepakatan, bahwa tari Sigeh Penguten merupakan identitas budaya masyarakat Lampung. Kesepakatan lain yang dicapai adalah mengenai kostum yaitu baju kurung berwarna putih. Kain tapis sebagai salah satu ciri daerah Lampung tetap digunakan. Properti utama yang digunakan adalah sigeh (sirih) dan penguten (tepak). Hal ini menunjukkan bahwa budaya menginang di kalangan masyarakat Lampung sangat kental.
Gerak-gerak yang ada pada tari Sigeh Penguten kemudian dibakukan dengan tidak menghilangkan gerak-gerak sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk menyeragamkan bentuk agar tidak ada perbedaan apabila seseorang melihat tari Sigeh Penguten di wilayah satu dan yang lainnyadi Propinsi Lampung.

2.6.2 Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten
1.        Lapah tebeng
merupakan gerak berpindah tempat. Gerak ini dipakai pada saat memasuki dan keluar area pertunjukan. Iringan yang dipakai untuk mengiringi penari masuk dan keluar area pentas memiliki tempo yang cepat atau disebut gupek.
2.        Seluang mudik merupakan gerak transisi dari posisi berdiri menuju posisi level rendah yaitu sikap jong simpuh. Pada saat penari melakukan gerak ini iringan terdengar lirih.
3.        Sembah adalah gerak yang bisa dikatakan gerak utama pada tarian ini.
4.        Kilat mundur merupakan gerak pergelangan tangan sebagai porosnya.
5.        Ngerujung merupakan gerak pergelangan tangan yang dilakukan dengan cepat dan lambat.
6.        Mempam bias merupakan salah satu gerak berpindah tempat, yang dilakukan oleh penari yang berada di area pertunjukan ketika penari pembawa tepak meninggalkan area pertunjukan kemudian membentuk formasi 2-2 (saling berhadapan).
7.        Gubuh gakhang merupakan salah satu gerak berpindah tempat, arahnya ke depan  dan ke belakang, kemudian arah hadapnya kembali ke depan.
8.        Ngiyau bias merupakan gerak yang dilakukan di tempat
9.        Tolak tebeng merupakan salah satu gerak berpindah tempat, arah geraknya ke arah sisi kanan dan kiri.
10.    Belah hui adalah gerak pergelangan tangan  yang dilakukan ke arah dalam dengan meluruskan kedua tangan di depan dada.
11.    Lipetto merupakan gerak penutup pada tari Sigeh Penguten
12.    Samber Melayang merupakan gerak penghubung antara gerak satu dan yang lain dan tidak ada makna tertentu.



2.6.3        Musik Pengiring Tari Sigeh Penguten
1.        Nama alat musik: Talo balak (Kulintang)
2.        Nama tabuhan: gupek dan tarei. Gupek adalah iringan yang memiliki tempo yang cepat. Tari adalah iringan yang memiliki tempo yang lambat digunakan pada pokok atau inti tari.

2.6.4        Busana Tari Sigeh Penguten

            Gambar 1. Kostum tari Sigeh Penguten







a.       Kepala
1.      Mahkota (Siger) oleh seluruh penari

 
Arti siger merupakan mahkota perlambang adat budaya dan tingkat kehidupan terhormat, Siger berwarna kuning emas dan dipakai dikepala. banyaknya gerigi lancip berlekuk sembilan, sebagai lambang sembilan sungai yang mengalir di Lampung yaitu Way Semangka, Way Sekampung, Way Seputih, Way Pangubuan, Way Abung Sarem, Way Sungkai, Way Kanan, Way Tulang Bawang Dan Way Mesuji. (http,siger lampung.com)
2.      Baharu Kembang Goyang

Baharu kembang goyang yang berwarna kuning emas, ini digunakan di atas kepala cara memakainya seperti ditusukun dirambut.

3.      kembang melur

                   Kembang melur merupakan asesoris yang dipakai di bagian kepala yang memiliki fungsi untuk memperindah pada sanggul rambut.

4.      Anting-anting

Anting-anting merupakan asesoris yang digunakan pada telinga untuk memperindah bagian telinga.
b.      Badan

1.      Kain tapis

Kain Tapis adalah kain yang sering dipakai masyarakat lampung untuk menghadiri upacara-upacara adat atau acara seremonial lainya. Kain ini merupakan kain tenun yang salah satu bahannya adalah benang warna emas. Warna dasar kain ini beraneka ragam seperti hijau, merah, dan hitam. Namun umumnya yang dipakai pada tari Sigeh Penguten adalah kain tapis berwarna dasar merah dan hitam atau yang lebih teatrikal.

2.      Baju Kurung
Baju kurung adalah baju yang dikenakan yang bahannya adalah brokat berwarna putih seperti pada bju pengantin adat Lampung.

3.      Bebe usus ayam

Bebe usus ayam adalah bagian kostum yang dikenakan untuk menutup bagian dada penari. Warna Bebe usus ayam sesuai dengan baju yang dikenakan penari.


4.      Kalung buah jukum  dan Kalung Papan Jajar

                  Kalung buah jakum dan kalung papan jajar ini dipakai dileher yang memiliki fungsi untuk memperindah bagaian leher.

5.      Gelang kano, gelang burung dan gelang pipih

 
Properti tersebut dikenakan di lengan penari.

6.      Tanggai

Tanggai yang berjumlah 10 buah adalah properti yang dikenakan pada jari tangan. Pada  tanggai lampung seluruh permukaan tanggai tertutup sehingga kuku- penari tidak terlihat, dan terdapat rantai – rantai kecil yang menghubungkan kelima tanggai.




2.6.5        Properti Pendukung 
a.       Tepak adalah kotak terbuat dari kuningan, digunakan sebagai tempat meletakkan daun sirih dan perlengkapan untuk menginang. Tari Sigeh Penguten sebagai gambaran sistem sosial dan budaya masyarakat Lampung sistem sosial berkenaan dengan lingkungan sosial, yang muncul akibat adanya hubungan yang kompleks antara manusia dan manusia lainnya. Sistem budaya atau sistem kultur merupakan abstraksi dari sistem sosial. Sebagai sistem sosial pada, tari Sigeh Penguten sebagai banyak ditemui gerak menyembah dan merunduk sebagai bentuk tuan rumah menghormati tamu yang datang.

b.        Daun Sirih Sebagai Simbol penyangga kebudayaan. Kebudayaan lain yang terdapat pada tari Sigeh Penguten adalah sistem kepercayaan yang ada di masyarakat Lampung. Daun sirih dipercaya sebagai penolak bala oleh masyarakat setempat. Hal ini biasa dihubungkan dengan keberadaan daun sirih pada tari Sigeh Penguten yang disajikan pada awal acara. Dengan kata lain, bahwa makna dibalik sajian tarian ini dimaksudkan agar acara tersebut lancar hingga selesai.

pengertian tari



Tari adalah gerak-gerik ritmis yang indah baik sebagian atau seluruh anggota badan yang terdiri dari pola individu atau kelompok yang disertai oleh ekspresi atau ide tertentu.  Haukin menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta (Haukin: 1990,2). Secara tidak langsung di sini Haukin memberikan penekanan bahwa tari ekspresi jiwa menjadi sesuatu yang dilahirkan melalui media ungkap yang disamarkan.
Di sisi lain ditambahkan oleh La Mery bahwa ekspresi yang berbentuk simbolis dalam wujud yang lebih tinggi harus diinternalisasikan.
Untuk menjadi bentuk yang nyata maka Suryo mengedepankan tentang tari dalam ekspresi subyektif yang diberi bentuk obyektif (Meri:1987, 12). Dalam upaya merefleksikan tari kedua tokoh sejalan.
Dalam perkembangan berikut, tari disampaikan oleh Soedarsono bahwa tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diubah melalui gerak ritmis yang indah Sejalan dengan pendapat kedua tokoh terdahulu dalam buku ini, pada prinsipnya masalah ekspresi jiwa masih menjadi harga mati yang tidak bisa ditawar. Pernyataaan yang mendasar tentang ekspresi jiwa manusia menjadi salah satu kunci tari menjadi bagian kehidupan yang mungkin hingga waktu mendatang selalu menjadi tumpuhan perkembangannya.
Dalam konteks yang masih sama Soeryodiningrat memberi warna khasanah tari bahwa beliau lebih menekankan kepada gerak tubuh yang berirama. Hal ini seperti terpetik bahwa tari adalah gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik atau gamelan diatur oleh irama sesuai dengan maksud tujuan tari (Soeryodiningrat: 1986, 21). Lebih jauh lagi ditambahkan CurtSach bahwa tari merupakan gerak yang ritmis (CurtSach: 1978, 4).