Pengertian Tari Sigeh Penguten
Tari Sigeh Penguten berasal dari daerah Lampung merupakan salah satu
tari pelengkap ritual. Tari ini mempunyai fungsi sebagai tari pembuka, ucapan
selamat datang, dan terima kasih dari tuan rumah kepada tamu yang hadir pada
acara yang diselenggarakannya. Tari Sigeh
Penguten merupakan tari kelompok putri yang penarinya berjumlah ganjil
(5,7,9 dan
seterusnya). Selain jumlah penari, ada aspek lain yang menjadi ciri utama tari
ini yang tidak terdapat pada tari-tari tradisi lainnya yang ada di daerah
Lampung yaitu properti tepak. Tepak adalah kotak berwarna keemasan yang dibawa
oleh salah seorang penari yang posisinya berada paling depan. Properti ini
berisi daun sirih yang akan diberikan pada salah seorang tamu yang dianggap
mewakili seluruh tamu yang hadir. Salah satu acara yang sering menampilkan tari
Sigeh Penguten adalah resepsi perkawinan.
2.6.1 Sejarah Tari Sigeh Penguten
Tari Sigeh Penguten memiliki berbagai versi
mengenai asal-usulnya. Hilman Hadikusuma dalam sebuah buku yang
berjudul Masyarakat dan Adat Istiadat Lampung mengatakan, bahwa tarian ini dipengaruhi oleh
tari Gendhing Sriwijaya yang berasal dari Sumatera Selatan. Sumatera Selatan
dahulu merupakan tempat berdirinya sebuah kerajaan yaitu Sriwijaya.
Pendapat lain mengatakan, bahwa tari ini diilhami oleh tari yang
bernama tari tepak yang berasal dari Mesuji Wiralaga. Mesuji Wiralaga adalah
suatu wilayah yang terletak di sebelah utara propinsi Lampung, berbatasan
dengan propinsi Sumatera Selatan. Pada saat itu daerah ini dipimpin oleh
seorang pesirahyang bernama Pangeran Muhammad Ali. Di wilayah ini terdapat tari
penyambutan yang disebut tari Tepak. Tari Tepak ini konon yang menarikan adalah
keluarga-keluarga dari Pangeran Muhammad Ali. Penyajian tari ini
diselenggarakan pada upacara perkawinan adat, pengangkatan seorang pesirah, dan
penyambutan tamu.
Tari Tepak ini kemudian dikenal sebagai tari Sembah (Sigeh
Penguten). Sebelum mengalami pembakuan, penyajian
tari ini belum begitu menampakan ciri khas daerah Lampung. Pada tahun 1989
diadakan pertemuan seluruh ketua adat yang ada di daerah lampung. Pertemuan
yang dilaksanakan di Gedung Wanita di daerah Durian Payung Bandar Lampung ini
bertujuan untuk membentuk identitas budaya masyarakat Lampung. Saat itu tari Sigeh
Penguten sudah
ada, namun baik kostum dan iringannya belum diseragamkan.
Pertemuan tersebut akhirnya mencapai kesepakatan, bahwa tari Sigeh
Penguten merupakan identitas budaya masyarakat
Lampung. Kesepakatan lain yang dicapai adalah mengenai kostum yaitu baju kurung
berwarna putih. Kain tapis sebagai salah satu ciri daerah Lampung tetap
digunakan. Properti utama yang digunakan adalah sigeh (sirih) dan penguten
(tepak). Hal ini menunjukkan bahwa budaya menginang di kalangan masyarakat
Lampung sangat kental.
Gerak-gerak yang ada pada tari Sigeh Penguten kemudian dibakukan dengan
tidak menghilangkan gerak-gerak sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk
menyeragamkan bentuk agar tidak ada perbedaan apabila seseorang melihat tari Sigeh
Penguten di
wilayah satu dan yang lainnyadi Propinsi Lampung.
2.6.2 Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten
1.
Lapah tebeng
merupakan gerak
berpindah tempat. Gerak ini dipakai pada saat memasuki dan keluar area
pertunjukan. Iringan yang dipakai untuk mengiringi penari masuk dan keluar area
pentas memiliki tempo yang cepat atau disebut gupek.
2.
Seluang mudik merupakan gerak transisi
dari posisi berdiri menuju posisi level rendah yaitu sikap jong simpuh. Pada
saat penari melakukan gerak ini iringan terdengar lirih.
3.
Sembah adalah gerak yang bisa dikatakan
gerak utama pada tarian ini.
4.
Kilat mundur merupakan gerak pergelangan
tangan sebagai porosnya.
5.
Ngerujung merupakan gerak pergelangan
tangan yang dilakukan dengan cepat dan lambat.
6.
Mempam bias merupakan salah satu gerak
berpindah tempat, yang dilakukan oleh penari yang berada di area pertunjukan
ketika penari pembawa tepak meninggalkan area pertunjukan kemudian membentuk
formasi 2-2 (saling berhadapan).
7.
Gubuh gakhang merupakan salah satu gerak
berpindah tempat, arahnya ke depan dan
ke belakang, kemudian arah hadapnya kembali ke depan.
8.
Ngiyau bias merupakan gerak yang
dilakukan di tempat
9.
Tolak tebeng merupakan salah satu gerak
berpindah tempat, arah geraknya ke arah sisi kanan dan kiri.
10.
Belah hui adalah gerak pergelangan
tangan yang dilakukan ke arah dalam
dengan meluruskan kedua tangan di depan dada.
11.
Lipetto merupakan gerak penutup pada
tari Sigeh Penguten
12.
Samber Melayang merupakan gerak penghubung antara gerak satu dan yang lain dan tidak ada
makna tertentu.
2.6.3
Musik Pengiring Tari Sigeh
Penguten
1.
Nama alat musik: Talo balak
(Kulintang)
2.
Nama tabuhan: gupek dan tarei.
Gupek adalah iringan yang memiliki tempo yang cepat. Tari adalah iringan yang
memiliki tempo yang lambat digunakan pada pokok atau inti tari.
2.6.4
Busana Tari Sigeh Penguten
Gambar 1. Kostum tari Sigeh Penguten
a.
Kepala
1.
Mahkota (Siger) oleh seluruh penari
Arti
siger merupakan mahkota perlambang
adat budaya dan tingkat kehidupan terhormat, Siger berwarna kuning emas dan
dipakai dikepala. banyaknya gerigi lancip berlekuk sembilan, sebagai lambang
sembilan sungai yang mengalir di Lampung yaitu Way Semangka, Way Sekampung, Way
Seputih, Way Pangubuan, Way Abung Sarem, Way Sungkai, Way Kanan, Way Tulang
Bawang Dan Way Mesuji. (http,siger lampung.com)
2.
Baharu Kembang Goyang
Baharu
kembang goyang yang berwarna kuning emas, ini digunakan di atas kepala cara
memakainya seperti ditusukun dirambut.
3.
kembang melur
Kembang melur merupakan asesoris yang
dipakai di bagian kepala yang memiliki fungsi untuk memperindah pada sanggul
rambut.
4.
Anting-anting
Anting-anting merupakan asesoris yang digunakan pada telinga untuk memperindah bagian
telinga.
b.
Badan
1.
Kain tapis
Kain Tapis adalah kain yang sering dipakai
masyarakat lampung untuk menghadiri upacara-upacara adat atau acara seremonial
lainya. Kain ini merupakan kain tenun yang salah satu bahannya adalah benang
warna emas. Warna dasar kain ini beraneka ragam seperti hijau, merah, dan
hitam. Namun umumnya yang dipakai pada tari Sigeh
Penguten adalah kain tapis berwarna dasar merah dan hitam atau yang lebih
teatrikal.
2.
Baju Kurung
Baju
kurung adalah baju yang dikenakan yang bahannya adalah brokat berwarna putih
seperti pada bju pengantin adat Lampung.
3.
Bebe usus ayam
Bebe
usus ayam adalah bagian kostum yang dikenakan untuk menutup bagian dada penari.
Warna Bebe usus ayam sesuai dengan baju yang dikenakan penari.
4.
Kalung buah jukum dan Kalung
Papan Jajar
Kalung buah jakum dan kalung
papan jajar ini dipakai dileher yang memiliki fungsi untuk memperindah bagaian
leher.
5.
Gelang kano, gelang burung dan gelang pipih
Properti
tersebut dikenakan di lengan penari.
6.
Tanggai
Tanggai yang berjumlah 10 buah adalah properti yang dikenakan pada jari tangan.
Pada tanggai lampung seluruh permukaan
tanggai tertutup sehingga kuku- penari tidak terlihat, dan terdapat rantai –
rantai kecil yang menghubungkan kelima tanggai.
2.6.5
Properti Pendukung
a.
Tepak adalah kotak terbuat dari
kuningan, digunakan sebagai tempat meletakkan daun sirih dan perlengkapan untuk
menginang. Tari Sigeh Penguten sebagai
gambaran sistem sosial dan budaya masyarakat Lampung sistem sosial berkenaan
dengan lingkungan sosial, yang muncul akibat adanya hubungan yang kompleks
antara manusia dan manusia lainnya. Sistem budaya atau sistem kultur merupakan
abstraksi dari sistem sosial. Sebagai sistem sosial pada, tari Sigeh
Penguten sebagai
banyak ditemui gerak menyembah dan merunduk sebagai bentuk tuan rumah
menghormati tamu yang datang.
b.
Daun Sirih Sebagai Simbol penyangga kebudayaan. Kebudayaan lain yang terdapat pada tari Sigeh Penguten adalah sistem
kepercayaan yang ada di masyarakat Lampung. Daun sirih dipercaya sebagai penolak
bala oleh masyarakat setempat. Hal ini biasa dihubungkan dengan keberadaan daun
sirih pada tari Sigeh Penguten yang disajikan pada awal acara. Dengan kata lain,
bahwa makna dibalik sajian tarian ini dimaksudkan agar acara tersebut lancar
hingga selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar